Saya datang ke lapangan D’Best Archery Class tanpa banyak ekspektasi. Awalnya, saya hanya penasaran seperti apa rasanya menarik busur dan melepaskan anak panah ke target. Ternyata, pengalaman memanah pertama saya memberi lebih dari sekadar rasa penasaran yang terjawab.
Begitu busur ada di tangan, saya langsung sadar ini bukan olahraga sembarangan. Gerakannya memang terlihat simpel: pasang anak panah, tarik, bidik, lepas. Tapi begitu mencobanya, saya harus fokus penuh—kalau tidak, arah panah bisa jauh melenceng. Saat pertama kali anak panah saya menancap di papan target (walau masih jauh dari lingkaran tengah), ada perasaan puas yang sulit dijelaskan.
Tenang tapi tetap menantang
Yang mengejutkan saya, memanah bukan soal kekuatan tangan. Justru yang paling penting adalah ketenangan. Saat menarik busur, saya harus menahan napas, mengatur posisi tubuh, dan menjaga pikiran tetap fokus. Rasanya mirip meditasi, tapi dengan tantangan nyata di depan mata. Ketika panah melesat dan mengenai target, ada kombinasi rasa lega dan bangga. Saya merasa menang, meski hanya melawan diri sendiri.
Olahraga yang berbeda
Sebagai seseorang yang tidak terlalu suka aktivitas fisik berat, memanah jadi alternatif yang menyenangkan. Keringat tetap keluar, terutama karena konsentrasi dan posisi tubuh yang harus dijaga, tapi tidak sampai membuat lelah berlebihan. Latihannya bisa santai atau serius, tergantung tujuan masing-masing. Ada yang datang hanya untuk hiburan, ada juga yang serius ikut kompetisi.
Untuk semua usia
Di tempat saya latihan, pesertanya beragam. Ada anak usia SD yang serius belajar teknik dasar, ada remaja yang sedang mempersiapkan diri ikut lomba, dan ada pula orang tua yang sekadar ingin mencoba hal baru. Suasananya ramah dan terbuka. Pelatihnya pun sabar dan profesional. Semua orang diterima, tak peduli latar belakang atau kemampuan awalnya.
Lebih dari sekadar olahraga
Setelah beberapa sesi, saya mulai merasa perubahan. Bukan hanya soal akurasi panah, tapi juga cara berpikir. Saya jadi lebih sabar, lebih tenang, dan lebih bisa mengelola stres. Ternyata, berdiri di garis tembak sambil menatap target bisa jadi cara yang efektif untuk "menyegarkan kepala". Rasanya seperti belajar fokus ulang, sesuatu yang jarang saya lakukan di kehidupan sehari-hari yang serba cepat.
---
Kalau kamu belum pernah mencoba memanah, saya benar-benar menyarankan untuk mencobanya sekali saja. Siapa tahu, kamu juga akan jatuh cinta pada sensasi saat anak panah meninggalkan busur dan terbang lurus ke sasaran.
Dan kalau kamu berada di sekitar Depok, kamu bisa coba datang ke D’Best Archery Class. Mereka punya berbagai paket latihan—mulai dari pemula, reguler, sampai kelas prestasi dan privat. Jadwalnya pun fleksibel menyesuaikan pilihan paketmu.
Siapa tahu, kamu bukan hanya menemukan olahraga baru, tapi juga menemukan versi dirimu yang lebih fokus dan tenang.
Oleh: [hkgraphica]
---
0 Comments